Sunday, January 11, 2009

Kekuatan Doa


Kekuatan Doa


Saudaraku,

Persoalan doa kepada Allah sering diungkapkan oleh Presiden HALUAN, Dr. Abdullah Sudin Ab Rahman yang kita kasihi dalam setiap pertemuan dan penyampaian beliau kepada kita semua. Mari kita bersama menyingkap khazanah berharga dari sumber utama rujukan kita, Al Quran, hadith berserta sirah Rasulullah saw. , para sahabat dan salafusoleh untuk memahamkan lagi kepada kita nilai dan keutamaan doa buat para dai’e Ilallah. Tahukah kita seberapa besar kekuatan doa di saat-saat genting? Situasi genting yang paling genting, adalah saat para pejuang Allah swt menghadapi kekuatan musuh Allah swt yang lebih besar. Kegentingan yang pernah dialami hampir oleh para Rasul Allah swt, tidak terkecuali Rasulullah Muhammad saw.


Saudaraku,

Bayangkanlah kegentingan yang dialami Nabiyullah Musa as saat ia dan kaumnya dikejar Fir’aun dan bala tenteranya, sehingga di tepi laut. Perhatikanlah bagaimana kegentingan ini digambarkan oleh Al-Qur’anul Karim. “Maka, ketika kedua kelompok itu saling melihat, berkatalah pengikut Musa , “Sungguh kita akan benar-benar akan ditawan” Musa menjawab, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya Tuhanku menyertaiku (dengan pemuliharaan dan pertolongannya). Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Asy Syu ’ara:62).


Betapa kegentingan dan kengerian menyinggap ke hati kaum Bani Israel yang saat itu dipimpin Musa as. Tapi Musa as memiliki keyakinan dan ketergantungan yang kuat dengan Allah swt. Ia yakin, Allah pasti membelanya. Ia yakin, bahawa tidak ada yang memiliki kekuatan kecuali Allah swt. Musa as, begitu dekat dengan Allah swt.


Saudaraku,

Mari kita lihat lagi jejak para pejuang di jalan Allah swt yang ditinggalkan dalam lembar-lembar sejarah. Kita ingin mengetahui dan turut merasakan bagaimana kedudukan keyakinan dan doa kepada Allah sebagai senjata paling ampuh hingga kemenangan berhasil mereka raih.

Lihatlah saudaraku,


Di malam senyap dan gelap. Malam peperangan Badar Kubra. Para sahabat radhiallahuanhum tertidur. Kecuali Rasulullah saw sedang terjaga dan solat di berhampiran sebuah pohon. Ia berulangkali sujud dengan mengatakan, “Yaa hayyu yaa Qayyuuum... (Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri) Rasulullah saw terus menerus mengulang-ulang ucapan itu, agar Allah swt mendatangkan kemenangan pada kaum beriman. (Rujukan kitab Al Bidayah wa An Nihayah , 5/82). Seperti itulah keyakinan berpadu permohonan yang amat sangat dari seorang Rasulullah saw saat menghadapi suasana genting. Lalu, ketika melihat pasukan Quraisy, ia mengatakan, “Ya Allah inilah Quraisy telah datang dengan kesombongan dan keegoannya. Mereka mendustai Rasul-Mu. Ya Allah timpakanlah bencana kepada mereka esok. (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, 3/168)


Umar bin Khattab meriwayatkan, detik-detik pecahnya pertempuran di Badar, Rasulullah saw memandang para sahabatnya yang berjumlah tiga ratusan orang. Lalu ia melihat barisan kaum Musyirikin yang jumlahnya lebih dari 1000 orang. Utusan Allah swt itu bersabda,


“Ya Allah, berikanlah kepadaku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau musnahkan kelompok Islam ini, Engkau tidak lagi disembah di muka bumi selamanya.” Kata Umar, Rasulullah saw terus menerus berdoa sampai selendangnya terjatuh dari pundaknya. Abu Bakar ra yang memungutnya mengatakan, “Wahai Nabi Allah, cukup sudah doamu kepada Allah swt. Dia pasti memberimu apa yang dijanjikan kepadamu...” (HR.Ahmad)


Saudaraku,

Pernahkah kita mendengar kisah Nu’man bin Maqran? Seorang pejuang Islam yang memimpin peperangan melawan Parsi. Ketika itu, pasukan Islam telah berminggu- minggu mengepung benteng Parsi yang kukuh kerana pertahanannya melewati parit parit. Nu’man berdiskusi dengan komandan perangnya. Mereka merumuskan strategi untuk memancing pasukan Parsi keluar dari parit-parit mereka. Caranya, pasukan Islam berpura-pura lari meninggalkan medan tempur sehingga apabila orang-orang Parsi keluar dari parit, barulah pasukan Islam berbalik menyerang mereka. Nu’man sepakat dengan strategi ini. Ia mengatakan kepada rakan-rakannya, “Nanti akulah yang akan meneriakkan takbir tiga kali. Jika kalian mendengar teriakan takbir ketiga, bererti saat itulah kalian mulai peperangan.” Setelah itu, Nu’man pergi ke salah satu tempat dan berdo’a kepada Allah swt dengan mengatakan, “Ya Allah, muliakanlah agamamu, menangkanlah hamba-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar mataku sejuk dengan kemenangan yang menjadikan Islam mulia, dan matikanlah aku dalam keadaan syahid.” Orang-orang yang mendengar doa Nu’man menangis. Mereka sama-sama larut dalam munajat dan do’a dengan penuh khusyuk dan tunduk.


Saudaraku,

Allah swt mengabulkan doa mereka. Kaum Muslimin diberikan kemenangan oleh Allah swt dengan kemenangan yang luar biasa. Allah swt juga mengabulkan doa Nu’man bin Maqran kerana dialah perajurit pertama yang syahid di medan perang ketika itu. (Rujukan Al Bidayah wa An Nihayah, 7/89).


Seorang sahabat yang bernama Qutaibah bin Muslim dan Muhammad bin Wasi ’. Ibnul Jauzi dalam Shifatu Shafwah menceritakan pengalaman keduanya menjelang peperangan meletus. Tiba-tiba Muhammad bin Wasi ’ menghilang dari barisan. Qutaibah lalu memerintahkan pasukannya melihat siapa yang ada di dalam masjid. Pasukannya mengatakan, “Tidak ada seorangpun kecuali Muhammad bin Wasi ’. Ia sedang mengangkat jari-jarinya.” Qutaibah mengatakan,, “Jari-jarinya yang terangkat itu lebih aku sukai daripada tiga puluh ribu pemuda yang kuat dengan pedang terhunus.”


Perhatikanlah saudaraku,

Bagaimana kedudukan dan kekuatan doa dalam pandangan para salafusoleh. Lihatlah lagi saudaraku, bagaimana Solehuddin Al Ayyubi, tokoh pahlawan pembebas Al Quds dari tangan pasukan salib. Dikisahkan, “Solehuddin, ketika mendengar pasukan salib berhasil mendesak kaum Muslimin, ia tersungkur sujud kepada Allah swt sambil berdoa, “Ya Allah aku telah terputus dari sebab-sebab bumi untuk memenangkan agama-Mu. Tidak ada yang tersisa kecuali menyerahkan semuanya kepada-Mu, sambil tetap berpegang pada ajaran-Mu dan bersandar pada kurnia-Mu. Engkaulah Penolongku dan sebaik-baik Pelindung.” Dalam sujudnya itu ia menangis dan air matanya masih menitik di antara janggut hingga membasahi sejadahnya. Dan ketika itulah Allah swt menurunkan kemenangan pasukan Islam atas pasukan salib.


Saudaraku,

Beristighfarlah dan ucapkan dengan tekun akan kalimah-kalimah doamu untuk para mujahidin di Palestin, Afghanistan, Iraq, Selatan Thailand, Mindanao, Sudan, dan para pejuang kebenaran di mana pun mereka berada. Mohonlah dalam doa-doamu agar tanggungjawab dakwahmu mampu dipikul dengan penuh ketaatan, keringanan dan penuh keistiqamahan… dan semoga dengan doa anda sekalian, dakwah Islam beroleh kemenangan dan kita semua ditempatkan di syurga firdausi… InsyaAllah… Berdoalah…

No comments:

Post a Comment