Wednesday, December 01, 2010

Mengejar Bangkai Kambing!


Kehidupan sebagai muslim tidak lekang dari ujian dan mehnah. Percayalah, tiada sesiapapun di dunia ini yang tidak diuji iman dan kesungguhannya mengimani Allah SWT dan apa yang di bawa oleh Rasulullah SAW. Menariknya junjungan besar kita Rasulullah SAW telah awal-awal lagi memperingatkan kita akan ujian dan ancaman besar buat umat Islam yang mampu merongkai keimanan mereka.

Ada tiga perkara yang diperingatkan oleh Rasulullah SAW kepada kita.
Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata Rasulullah SAW bersabda:

“Jika umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam; dan jika umatku sudah meninggalkan amar ma’aruf nahi munkar, diharamkan baginya keberkahan wahyu; dan jika umatku sudah saling mencaci, maka jatuhlah ia dari pandangan Allah" (HR. Hakim dan Tirmidzi)


Tidak tersentapkah hati kita tatkala membaca peringatan Rasulullah SAW ini seakan Baginda SAW telah mengetahui bahawa zaman fitnah besar yang baginda ungkapkan akan dan sedang melanda umat saat ini.

Dalam bicara kali ini, penulis sekadar mahu berbicara tentang peringatan Rasulullah SAW berkenaan ancaman penyakit mengagungkan dunia. Semoga dalam tulisan mendatang Allah SWT mengizinkan kita mentadabbur 2 lagi pesanan Rasulullah SAW yang amat besar kesannya kepada masa depan kita setelah mati kelak.

Arus Mengagungkan Dunia
Menghairan, kita lahir di dunia ini, kita beramal juga atas dunia ini, tetapi Rasulullah SAW memperingatkan umatnya agar berhati-hati dengan dunia jangan sampai dunia beraja dan menguasai di hati kita. Apakah ini jawapannya mengapa umat Islam saat ini lesu, lemah dan berpecah belah? Sehinggakan sudah tercabut rasa kehebatan dan kemuliaan Islam pada mata dan pandangan masyarakat yang bukan Islam! Bahkan umat Islam sendiri tidak merasa izzah (mulia) dengan Islam! Cinta dunia telah menghakis kekuatan kita sebenarnya sehingga umat Islam dihimpit dan diasak dari segenap sudut oleh musuh Islam. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:

“Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka.” Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah kerana jumlah kami yang sedikit pada hari itu?” Nabi bersabda: “Bahkan pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut ‘rasa gentar’ terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahn.” Seorang sahabat bertanya, “Apakah al-wahn itu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Cinta dunia dan takut mati” (Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ahmad).

Inilah asbab dan impak kepada permasalahan umat, umat tidak lagi secara serius benar-benar memperhambakan dirinya kepada Allah SWT, dunia telah mengganti Illah (sembahan) manusia dan umat ini, samada secara sedar atau tidak sedar.

Cinta Yang Menyempitkan
Cinta dunia juga akan menyempit kehidupan kita. Patutlah ramai kalangan umat Islam yang stress dan tertekan dengan kehidupan mereka sendiri, terkena virus mabuk dunia barangkali. Rasulullah SAW dalam hadis yang lain memperingatkan kita akan virus cinta dunia ini:

Dari Zaid bin Tsabit RA beliau berkata, “Kami mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan / tidak pernah merasa cukup di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan sentiasa merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).” (HR Ibnu Majah, Ahmad, ad-Daarimi, Ibnu Hibban dan lain-lain dengan sanad yang sahih.

Sudah jelas bukan, tatkala dunia menjadi matlamatnya, nescaya Allah SWT akan menyempitkan kehidupannya, jiwa menjadi tidak tenang dan sentiasa merasa tidak cukup dengan apa yang ia dapat.

Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Igaatsatul Lahfaan menulis bahawa salah seorang ulama salaf ada berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan), maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung pelbagai macam musibah (penderitaan).”

Kata Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah lagi, “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (fikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini disebabkan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebahagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus bercita-cita mengejar yang lebih dari pada itu.

Formula Merawat Cinta Dunia: Generasi Akhirat

Firman Allah SWT:

“Hidup di dunia, tidak lain hanya suatu kesenangan dan permainan. Sesungguhnya kampung akhiratlah kehidupan yang sebenarnya. Jika mereka mengetahui.” (Surah al-Ankabut ayat 64).

Lawan cinta dunia adalah cinta kepada akhirat. Inilah terapinya bagi kita melawan barah cinta dunia, cinta kepada Akhirat. Cinta Akhirat bukan bermakna kita mengabaikan kehidupan kita di dunia. Bukan begitu dan jangan salah faham! Allah SWT berfirman:

“Ya Allah berilah kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (al-Baqarah: 201)

Kita mahukan kebaikan kepada keduanya sekali, namun akhirat memandu kita untuk mencintai dunia seadanya sehingga kita tidak tertipu dengan penyakit cinta dunia. Sesuai dengan firman Allah SWT:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia.” (al-Qashash : 77)

Firman Allah SWT lagi:

"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebahagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat." (Asy-Syuro: 20)

Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabat RA makna sebuah keuntungan pada kaca mata akhirat sebagai suri teladan buat kita. Antaranya sahabat mulia bernama Shuhaib Ar-Rumi. Ketika itu ia merelakan semua hartanya dirampas oleh orang-orang kafir agar dia boleh keluar berhijrah bersama Rasulullah SAW. Habis ditinggalkan hartanya. Apa keuntungan yang diperoleh oleh Shuhaib? Ternyata saat beliau tiba di Madinah, Nabi SAW sendiri yang menyambut kedatangannya seraya bersabda:

"…..perdagangan yang menguntungkan wahai Abu Yahya… perdagangan yang menguntungkan wahai Abu yahya!" {Hadis Riwayat Muslim}


Justeru Shuhaib termasuk orang yang beruntung kerana memilih cinta Akhirat mengatasi cinta dunia

Berapa Nilai Dunia Ini?
Mari kita muhasabah dan kemaskinikan matlamat kehidupan kita. Bersihkan dari sebarang kecintaan dunia yang menyiksakan diri kita kelak di Akhirat. Nilai dunia yang direbutkan terlalu kecil dibandingkan dengan nilai Akhirat. Rasulullah SAW bersabda :

“Perumpamaan dunia dengan akhirat adalah kalian mencelupkan jari kalian ke laut, kemudian diangkat, lihatlah dunia hanya air yang ada di jari tersebut.”
Sebenarnya Allah SWT telah menjelaskan nilai dunia di banding akhirat dan nilai akhirat di banding dunia baik dalam ayat –ayat al Qur’an mahupun hadis Nabi SAW.
Penulis akhirkan perkongsian kali ini dengan perumpamaan menarik yang digambarkan oleh Rasulullah SAW terhadap nilai sebuah dunia yang menjadi rebutan manusia saat ini.

Dari Jabir RA , bahawasanya Rasulullah SAW menjumpai seekor bangkai anak kambing lagi cacat telinganya lalu baginda mengangkat dengan memegang kedua telinga bangkai itu lantas bersabda:

“Siapakah diantara kalian yang ingin membeli bangkai ini seharga satu dirham? Kemudian para sahabat pun menjawab, “ Kami sama sekali tidak menginginkanya,apa yang dapat kami lakukan dengan bangkai itu ? Lantas Rasulullah SAW kembali bertanya, ”Apa kalian mahu bila bangkai ini menjadi milik kalian?” Para sahabat kembali menjawab ,”Demi Allah, seandainya bangkai ini hidup pun kami tidak berminat, sebab ia cacat apalagi sudah menjadi bangkai.” Kemudian Rasulullah SAW seraya berkata

“Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina di mata Allah daripada bangkai ini di mata kalian. (HR Muslim)


1 comment:

  1. I think your blog is very exceptional and thank you for your blog
    domino qiu qiu

    ReplyDelete