Thursday, February 10, 2011
Cinta, Rupa Paras, Pengorbanan, Kesetiaan, Kesabaran dan Kebahagiaan
Semua kita mencari kesempurnaan dalam memiliki cinta. Sang pemuda mencari pemudi yang cantik, menawan, baik hati dan sebagainya. Sang pemudi mencari pemuda yang tampan, romantik, jujur dan seangkatannya. Kesian kepada yang kurang tampan dan kurang cantik. Kerana begitulah lumrah manusia, mahukan yang cantik, menarik dan sempurna.
Terkadang yang cantik sudah bertemu dengan yang tampan, tapi akhirnya cinta hanya sekerat jalan. Kenapa jadi sedemikian? Perhubungan cinta hanya sekadar atas dasar rupa paras? Rasulullah SAW ada bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad:
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli."
Cinta juga menuntut pengorbanan. Ada yang sanggup mengorbankan keluarga sendiri demi mengikut pilihan hati. Ada yang sanggup mengorbankan ‘study” untuk bersama kekasih hati. Ada yang sanggup mengorbankan maruah sendiri demi membuktikan cinta sejati. Ada yang sanggup mengorbankan jiwa demi meraih ketuanan cinta. Oh cinta.. penanganmu hebat, membuat manusia gembira, tawa, bahagia, sedih, duka, lara, derita, gila dan sebagainya.
Hari ini penulis mengajak kita belajar cinta dari Abu Utsman, kisahnya ditulis oleh Imam Al Jauzi dalam salah satu kitabnya, Shaidul Khathir. Kisah cinta, rupa paras, pengorbanan, kesetiaan, kesabaran dan kebahagiaan.
Suatu saat, Abu Utsman dikejutkan dengan satu permintaan dari seorang wanita.
“Wahai Abu Utsman,” kata wanita itu, “Sungguh aku mencintaimu.”
Suasana hening sejenak. “Aku memohon, atas nama Allah, agar sudilah kiranya engkau menikahiku,” lanjutnya.
Lelaki yang bernama lengkap Abu Utsman An Naisaburi itu diam. Beliat terkejut sebentar dan terpaku tatkala mendengar perkataan wanita yang datang kepadanya itu. Ia tidak mengenal wanita ini dengan baik. Namun, tiba-tiba saja wanita ini datang menemuinya dan menyatakan rasa cintanya yang dalam kepadanya. Bahkan saat itu pula, atas nama Allah, wanita itu meminta pada Abu Utsman untuk menikahinya.
Abu Utsman diam. Memikirkan keputusan apa yang hendak diambilnya. Sebagai seorang pemuda, ia dihadapkan pada sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Sebuah keputusan yang mungkin akan dijalaninya selama lebih dari separuh usianya dan separuh imannya. Selama ini keluarganya senantiasa mendorongnya untuk segera meminang salah seorang wanita solehah di wilayah itu. Namun, ia selalu menolak dorongan dari keluarganya itu hingga hari ini. Maka, sampai sekarang ia masih juga membujang. Ia akan mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya, termasuk segala akibat dan kesan yang menyertainya.
Abu Utsman kemudian berkunjung ke rumah wanita itu. Ia mendapati orangtua si wanita adalah orang yang miskin. Namun, keputusannya tetaplah bulat untuk meminang si wanita yang datang menyatakan cinta kepadanya itu. Terlebih lagi kerana wanita itu memintanya untuk menikahinya. Ia menyaksikan kebahagiaan yang berlimpah pada raut wajah orangtua si wanita itu saat mendengar bahawa puterinya dipinang oleh Abu Utsman, lelaki yang berilmu, tampan, soleh, penyabar, setia, jujur, tulus, dan terhormat.
Mereka pun akhirnya selamat diijabkalbulkan.
Tahun demi tahun berlalu, hingga akhirnya sang isteri itu meninggal dunia lima belas tahun kemudian. Namun, sejak malam pengantin mereka ada kisah yang baru terungkap setelah kematian sang isteri. “Ketika wanita itu datang menemuiku,” kisahnya, “Barulah aku tahu bahawa matanya juling dan wajahnya sangat jelek dan buruk. Namun, ketulusan cintanya padaku telah menambat hatiku. Aku pun terus duduk dan menyambutnya tanpa sedikit pun mengekspresikan rasa benci dan marah. Semua itu aku lakukan demi menjaga perasaannya. Walaupun aku bagai berada di atas panggang api kemarahan dan kebencian.”
Ah, kita jangan marah pada Abu Utsman yang mengharapkan isteri yang cantik dan sempurna, tetapi kemudian hanya mendapatkan isteri juling dan buruk wajah. Itu merupakan sisi manusiawi dari lelaki yang menginginkan kecantikan dan kesempurnaan sebagai pendamping hidupnya.
“Begitulah ku lalui lima belas tahun dari hidupku bersamanya hingga dia meninggal dunia,” demikian Abu Utsman melebarkan kisahnya. “Maka, tiada amal yang paling kuharapkan pahalanya di akhirat, selain masa-masa lima belas tahun dari kesabaran dan kesetiaanku menjaga perasaannya dan ketulusan cintanya.”
Luarbiasa! Cinta yang luarbiasa terbit dari insane yang luarbiasa. Apakah masih ada kualiti pemuda seperti Abu Utsman ini lagi di abad ke 21 ini? Begitu juga wanita mulia itu, beliau juga luarbiasa. Meskipun sang wanita itu tahu bahawa dia bermata juling, meskipun sia tahu bahawa sia hanya anak orang miskin, meskipun sia tahu bahawa dia bukan wanita berwajah cantik molek, tapi dia memperjuangkan cintanya untuk memiliki orang yang dicintainya itu. Ianya berhasil dan telah bersama mengharungi asam garam kehidupan berkeluarga selama lima belas tahun sehingga maut datang menjemputnya. Abu Utsman membuktikan bahawa ia adalah lelaki yang setia, tulus, sabar, dan senantiasa menjaga perasaan sang isteri yang demikian tulus mencintainya.
Itulah cinta! Cinta yang berpaksikan wahyu, cinta yang diasaskan oleh keimanan kepada Allah SWT. Ianya indah dan bahagia. Semakin indah kerana ianya disertai dengan pengorbanan, kesetiaan, kesabaran dan perjuangan.
Suatu hari ada seorang lelaki datang menemui Amirul Mu’minin Umar Al Khatthab dan berkata : “Saya sudah tidak lagi mencintai isteriku”.
Maka, Umar berkata : “Sesungguhnya sebuah rumah tangga itu tidak cukup dibangunkan berdasarkan cinta semata.”
Engkau benar wahai Amirul Mu’minin, memang tidak selamanya dengan cinta, namun ada pengorbanan, terdapat pengabdian serta ditemukan perjuangan.
“Ya Allah..., aku memohon kepada-Mu kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu, dan aku meminta amalan yang dapat menghantarkan aku kepada cinta-Mu.”
indahnya p'kongsian di atas...subhanallah..
ReplyDeleteentry yg sgt menarik ^_^
ReplyDelete
ReplyDeleteSaya ingin menyampaikan kepada seluruh TKI yang bekerja di negeri orang saya ibu hermawati seorang TKI DI MALAYSIA pengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak kebetulan suami saya buka-buka internet mendapatkan nomor MBAH RONO katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah jadi saya coba hubungi MBAH RONO dan minta angka bocoran MALAYSIA angka yang di berikan 4D TOTO ternyata betul-betul tembus 100% bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah anda hubungi MBAH RONO di nomor (_085_340_489-469_) ini asli bukan rekayasa atau silahkan buktikan sendiri..
SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259
ReplyDelete