Ramadhan Bulan Kebangkitan Amali Dakwah
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i untuk
meningkatkan lagi kerja dakwahnya. Usaha melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar dan menebar kasih sayang antara sesama manusia harus dipertingkatkan. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan mengimarahkan masjid dengan pelbagai aktiviti keagamaan, kajian kitab suci Al-Qur’an, diskusi, ceramah, ziarah, mengadakan majlis berbuka puasa, sedekah dan lain-lainnya. Sehingga yang terbina adalah perubahan-perubahan yang nyata dan positif dalam pelbagai bidang kehidupan.
Di bulan Ramadhan ini mari kita persiapkan diri kita untuk menjadi peribadi yang total dalam berdakwah dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada.
Semoga Syakhshiyah (figur) da’i seperti yang tersurat dalam ayat 207 Al-Baqarah dan ayat 111 At-Taubah lah yang diinginkan Allah swt. terbentuk pada diri kita.
”Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya kerana mencari keredhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Al-Baqarah: 207)
”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah: 111)
Ramadhan bukan bulan istirehat yang menyebabkan anasir-anasir dakwah dan kebaikan berhenti bekerja, sebaliknya Ramadhan adalah momentum untuk segala jenis dakwah dan kebaikan yang dilakukan menjadi dominan atas segala keburukan. Apakah Yahudi Israel di bumi Palestin berhenti berehat dari membunuh dan mendustakan kemuliaan Islam? Tidak!..Kegiatan mereka tidak pernah berhenti, dakyah dan tipudaya mereka tidak pernah menyepi, pengganas ini tidak pernah berehat!
Apabila kita mengimbau sejarah Ramadhan di zaman Rasulullah saw. ternyata ianya sarat dengan kegiatan dan aktiviti dakwah. Bahkan kegiatan dakwah terbesar dan terberat terjadi di bulan Ramadhan.
Perang Badar yang merupakan perang perdana untuk menunjukkan eksistensi dakwah Islam terjadi di bulan puasa. (lihat surah Al-Anfal: 41). Sedangkan pada saat itu, Rasulullah dan para sahabat hanya mempersiapkan perlengkapan untuk menghadang kafilah dagang Abu Sufyan. Bukan untuk menghadapi pasukan Quraisy yang bersenjata lengkap. Namun jalan dakwah yang sudah diyakininya tidak mengenal kamus “mundur kembali ke garis mula”. Justru dengan modal keyakinan akan janji Allah dan pembuktian akan satu komitmen yang total terhadap dakwah Islam, baginda dan para sahabat maju menghadapi pelbagai rintangan, tribulasi dan setiap ujian yang menghadang di jalur dakwah. Saat pertempuran semakin sengit, Rasulullah bermunajat, “Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi ya Allah, kecuali jika memang Engkau menghendaki agar Engkau tidak disembah selamanya setelah hari ini”.
Pembukaan atau Fathu Makkah yang merupakan perjalanan dakwah terakhir Rasulullah juga terjadi dan memilih Ramadhan sebagai bulan kemenangan dakwah yang gilang gemilang. Ternyata Ramadhan merupakan pilihan yang tepat dan terbaik untuk meraih kemenangan dakwah.
Menjelang Ramadhan tiba, Rasulullah selaku pemimpin para da’i, menyampaikan satu pidato kenegaraan yang bernuansa dakwah, mengajak seluruh umat memanfaatkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya, meraih sebanyak-banyaknya keberkahan bulan ini. Berkah dalam arti katsratul khair wal manafi’ banyak kebaikan dan manfaat yang boleh diraih darinya. Dan nantinya, kebaikan dan manfaat itu akan bertambah jika disampaikan kepada orang lain dalam bentuk dakwah yang berkesinambungan. Inilah peri pentingnya dakwah yang harus dirasakan selama mengikuti aktiviti disepanjang Ramadhan.
Ayuh, raih pahala berganda di sepanjang ramadhan dengan gerakerja dakwah Ilallah.
0 comments:
Post a Comment