1. Mereka menjadi generasi yang hidup qalbunya kerana senantiasa dekat dengan al-Qur’an, dan tenang dengan zikrullah,
“(iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d [13]: 28)
Dan bukan generasi yang berhati batu akibat jauh dari nilai-nilai Islam, sebagaimana firman Allah swt.:
“… dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hadiid [57]: 16)
ataupun generasi bangkai bernyawa yang tidak bermanfaat tetapi menebar bau busuk kemana-mana. Firman Allah swt:
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am [6]: 122)
2. Dalam menghadapi kesulitan dan tentangan, maka para pemuda harus sabar dan terus berjuang menegakkan Islam, hendaklah mereka berprinsip bahawa jika cintanya kepada Allah SWT benar, semua masalah akan dapat diharungi.
3. Dalam perjuangan, jika yang menjadi ukurannya adalah keredhaan manusia maka akan terasa berat, tetapi jika ukurannya keredhaan Allah SWT maka apalah ertinya dunia ini. Allah swt. berfirman,:
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl [16]: 96)
Generasi yang Bekerja dan Aktif Berdakwah
Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan sebagai kelompok pengekor yang sekadar berpofa-foya, membuang masa dengan aktiviti-aktiviti yang bersifat hura-hura dan tidak ada manfaatnya. Sebaliknya Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi pelopor dan nadi penggerak dakwah Islam. Pemuda adalah kelompok masyarakat yang memiliki pelbagai kelebihan dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya, diantaranya adalah bahawa mereka relatif masih bersih dari pencemaran (baik aqidah maupun pemikiran), mereka memiliki semangat yang kuat dan kemampuan mobiliti yang tinggi.
Para musuh Islam sangat menyedari akan hal tersebut, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk mematikan potensi yang besar tersebut dari awalnya dan menghancurkan para pemuda dengan berbagai kegiatan yang laghwun (bersifat santai dan melalaikan), dan bahkan destruktif.
Pemuda yang baik adalah pemuda yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mereka beramal/bekerja dengan didasari dengan keimanan/aqidah yang benar
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’” (QS Haa Miim [41]: 33)
2. Mereka selalu bekerja membangun masyarakat
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi [18]: 7)
3. Dan mereka memahami bahawa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk umat dan masyarakatnya,
“Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS At Taubah [9]: 105).
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan majoriti kaumnya yang menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka, kemudian mereka dibangunkan kembali namun keimanan mereka tetap utuh dan yakin dengan janji Allah swt.
”(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)." (QS 18/10).
Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam al-Qur’an juga menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya kepada Allah SWT sehingga menyebabkan ramai masyarakatnya yang beriman dan membuat penguasa mereka murka sehingga ratusan orang dibinasakan dengan diceburkan ke dalam parit berisi api yang bergejolak (sabab nuzul QS ). Dan masih banyak lagi contoh-contoh kisah para pemuda lainnya, diantaranya bahawa majoriti dari assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW) adalah para pemuda (Abubakar ra masuk Islam pada usia 32 tahun, Umar ra 35 th, Ali ra 9 th, Utsman ra 30 th, dan para sahabat yang lain).
Sifat-sifat yang menyebabkan para pemuda tersebut dicintai Allah SWT dan mendapatkan darjat yang tinggi sehingga kisahnya diabadikan dalam al-Qur’an dan dibaca oleh jutaan manusia dari masa ke masa, adalah sebagai berikut :
1. Kerana mereka selalu menyeru pada al-haq
”Dan di antara orang-orang yang kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.”(QS 7/181)
2. Mereka mencintai Allah SWT, maka Allah SWT mencintai mereka
”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS 5/54)
3. Mereka saling melindungi, menegakkan shalat
”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS 9/71)
dan tidak sebagaimana para pemuda yang menjadi musuh Allah SWT
”Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS 9/67)
Mereka adalah para pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah SWT 20. ”(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,” (QS 13/20)
Mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban diri dan harta mereka untuk kepentingan Islam
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.” (QS 49/15)
0 comments:
Post a Comment